Rabu, 19 Februari 2014

Keajaiban Kelud



Keajaiban itu seringkali memang sulit untuk dipercayai. Beberapa waktu yang lalu, Gunung Kelud meletus. Gunung yang memiliki ketinggian 1.731 meter ini mengeluarkan bumbungan asap yang tinggi sekali. Seingatku tingginya dua kali lipat dibanding saat meletus semasa aku masih kecil. Awan hitam pekat disertai halilintar terlihat begitu mengerikan.

diambil dari http://rovicky.wordpress.com/2014/02/14/kilat-dan-geledeg-saat-gunung-kelud-meletus/

Jam 22.55 kami mendapat sms peringatan Gunung Kelud meletus. Kami segera menandon air bersih. Menyiapkan senter, masker dan membangunkan tetangga yang tengah terlelap tidur. Satu jam berikutnya pengungsi dari desa sebelah telah memenuhi masjid di dekat rumah. Ingatan kami tentang letusan Gunung Kelud di tahun 90-an begitu kuat. Sukses membuat kami panik!


koleksi pribadi teman di Nglegok

Jam 2.30 WIB mulai terdengar ‘kletik-kletik’ yang kukira hujan pasir di atas genteng. Namun hanya sesaat. Biasanya setelah hujan pasir atau kerikil maka hujan abu akan mengepung kami habis-habisan. Lampu mati dan suara menakutkan Kelud serasa mendekat. Dan kami hanya mampu mengiringinya dengan lantunan doa, dzikir dan kepasrahan total kepada Sang Pencipta. Kali ini ternyata berbeda. Suara gemuruh masih terdengar tapi tak seseram tadi. Karena kecapekan, aku tertidur. Saat shubuh tiba masih tak berani keluar rumah. Bau belerang lumayan menyengat. Semakin siang bau itu pun menghilang.

Pagi ini hari Jumat. Mentari mulai menyapa dari balik pepohonan. Mataku membelalak. Ajaib! Tak ada abu sama sekali. Tak ada kerikil. Tak pula kutemui abu vulkanik yang menyesakkan dada dan membuat mata pedih. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah... what a lovely Jumat mubarak! ^^

Pagi ini kami diingatkan kembali saat Kelud meletus dulu. Rumah kami nyaris roboh. Pohon rambutan depan rumah tumbang. Abu bercampur kerikil menyelimuti rumah kami tebal. Dan seminggu kemudian sekolah kami menjadi terkenal masuk koran harian Jawa Pos. Bukannya karena prestasi melainkan karena tragedi. Dua kelas roboh saat jam pelajaran berlangsung. Banyak murid terluka. Termasuk saudaraku. Hari ini saat Kelud kembali bersuara, semua terasa seratus delapan puluh derajat berbeda.

Banyak saudara, kerabat dan teman menanyakan kabar. Seharian kami disibukkan dengan handphone yang berbunyi. Dan berulang kali pula kami menjelaskan hal yang memang tak mudah dipercayai. Keajaiban Kelud. Kami sehat, selamat dan baik-baik saja. Kalaulah menangis tentu karena hati kami dilimpahi rasa syukur.

koleksi pribadi teman 16 Feb '14

Keajaiban itu sering kali sulit dipercayai melainkan dengan keimanan. Kuasa Allah itu begitu besar, takkan sanggup dicapai dengan indera kita yang amat sangat terbatas. Bila Allah berkehendak “Kun” maka “Fa yakun”.

Kelud membawa abunya ke sejumlah Kota nyaris rata di Pulau Jawa. Kudengar beberapa orang meninggal karena peristiwa ikutan. Banyak kerugian terutama di sektor ekonomi, namun akan dilipatgandakan menjadi keuntungan nanti. InshaAllah.

Negeri kita sedang dilanda banyak bencana. Gunung meletus, tanah longsor, banjir dan lain sebagainya. Semoga para korban bencana di mana pun mereka berada selalu diberikan kesabaran, keselamatan, kesehatan dan keberkahan. Selama Allah bersama kita, all is well.

Jumat, 27 Desember 2013

Hadiah untuk Ibu

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT...
Sebuah antologi berjudul Ibuku Berbeda telah terbit. Disini aku @nuraini_fa turut menyumbangkan sebuah tulisan berjudul “Berapa Banyakkah Nyawamu Ibu?”.

Semua berawal tatkala seorang teman @langitasa memintaku ikutan even lomba #MyMomMyAngel yang diadakan oleh sebuah penerbit mayor, Diva Press. Tadinya sih enggan mengingat deadline lomba kurang dua hari saja. Namun entah mengapa, tiba-tiba terbersit ingin menulis antologi bersama teman dumayku ini.

Beberapa minggu kemudian pengumuman lomba diposting dan astaganaga ternyata ada namaku. Senang sekali rasanya. Sayangnya kali ini naskah @langitasa tidak lolos proses seleksi. Meski tulisan kami berbeda genre, kuharap lain kali kami bisa menerbitkan karya bersama.

Beberapa hari yang lalu, pak pos membunyikan bel sepeda motornya di depan rumah kami. Wah surat dari siapa pikirku. Ternyata sebuah paket dari Penerbit Divapress. Berisi sebuah buku tanda terbit Ibuku Berbeda dan sebuah sertifikat nominator lomba #MyMomMyAngel atas namaku. Alhamdulillah, senang sekali mendapat hadiah. Ayah yang menerima paket, lalu kuminta ibuku membukanya. “Hadiah untukmu Bu”, ujarku sambil mencium tangan beliau. Terasa lebih bahagia saat melihat mereka turut senang, meski hanya menerima sebuah buku antologi. Kelak ingin menulis sebuah buku dengan lembar persembahan berisi nama mereka. Aih, memiliki cita-cita itu memang menyenangkan. Make a wish :)

Buku ini berisikan 85 karya penulis tentang ibu setebal 140 halaman. Dari cover sampai halaman terakhir berwarna full pinky, eye catching banget! Nah, yang seru tuh membaca tiap-tiap kisah didalamnya. Penuh inspirasi, karna setiap anak –baca penulis memiliki perspektif yang berbeda saat mengisahkan sosok bernama ibu. Hadiah sederhana untuk sosok luar biasa. Luv u Mom :)



Hidupku adalah anugerah Tuhanku. Dan hadiah terindah kehidupanku adalah ibuku.
@nuraini_fa