Senin, 20 Februari 2012

Dunia Sastraku

"Ajarkanlah sastra kepada anak-anakmu, 
karena itu dapat mengubah anak yang pengecut menjadi pemberani"
(Umar bin Khattab)

“Sesuatu yg dibutuhkan untuk menghaluskan jiwa adalah seni dan sastra” 
(Buya Hamka)

Anak teknik yang suka sastra. Sesuatu yang anehkah? Kurasa tidak. Tadinya ini adalah sebatas usaha untuk menyeimbangkan kemampuan otak kanan dan otak kiri. Namun lambat laun, membaca sastra menjadi sebuah kesenangan tersendiri. Seorang penulis pernah mengatakan bahwa sastra adalah candu baginya, layaknya seorang yang sangat menyukai buah durian. Ketagihan bukan main. Dan orang lain yang tidak menyukai sastra adalah orang yang tidak suka dengan buah durian. Baunya pun bisa membuat perutnya membuncah ingin melarikan diri. Berbeda sedikit dengan pandangan beliau. Kurasa setiap orang memiliki jiwa sastra dalam dirinya. Namun tidak semua orang dapat mengekspresikannya. Atau bahkan sekedar menikmatinya.

Belajar tentang sastra akhirnya membawaku sampai pada karya sastra teragung yaitu Al Quran (boleh tidak ya menyebut kitab suci ini sebagai karya sastra?). Semakin terpesona kurasa. Bagaimana tidak?! Meski tak bisa berbahasa Arab dan bukan pula ahli di bidang stiliska, namun membaca dan mempelajari majas-majasnya saja sudah luar biasa terkagum-kagum. Subhanallah, indah dan sempurna. Tak percaya? Coba aja deh cari satu majas simille, dan kajilah hingga dunia sains pun pasti membenarkannya. Namun dengan keterbatasan otakku sering pula aku cukup menerimanya tanpa harus menafsirkannya. Khawatir salah? Tentu saja. Jikalau itupun terjadi padamu, berdoa dan memohon petunjuklah kepada Allah agar diberi kepahaman atas kalamNYA. Dan tunggulah hingga Allah menggerakkan jari-jarimu untuk meng-klik sebuah situs atau menuntunmu menuju buku referensi ataupun mengirim utusan yang dapat memberimu penjelasan atas sesuatu yang tak kau pahami. Benarkah? Yah setidaknya hal ini telah terbukti beberapa kali padaku.

Syair dan puisi telah ada sejak jaman para nabi. Banyak hal yang bisa dipelajari dan diambil manfaatnya. Pun dalam islam hukumnya telah jelas. Sastra untukku adalah nasehat dan hiburan hati. Sebagaimana nasehat yang diberikan orang-orang yang menyayangiku. Nasehat yang tulus dari kerabat, saudara, teman bahkan orang lain yang bisa jadi tak pernah mengenalku sebelumnya. Nasehat-nasehat yang tak membutuhkan motif apapun untuk sebuah kebaikan karena Allah. Banyak karya sastra yang berisi nasehat, teguran bahkan humor ciptaan para sahabat di jaman kenabian. Terasa menyentil kepekaan dan menancap di hati. Wallahu a'lam. Apakah karena ruhiyah mereka yang begitu kuat hingga pesan yang disampaikan begitu terasa hingga sekarang. Terlepas dari itu semua. Sastra adalah bagian dari kehidupan setiap manusia. Bukankah kita membaca Al Quran setiap hari? Hehe, jadi welcome di dunia sastra Rumah Mozaik Fa. Tempat kita berselancar dalam kata. Berpetualang mencari hikmah. Dan kembali terpekur atas kebesaran Allah Sang Pemilik Keagungan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar