Minggu, 10 Februari 2013

Senandung Shubuh


Lama waktu berlalu tanpa sehuruf terjejak. Jemari pun rindu mematut rasa di hening shubuh nan syahdu. Sejenak mengintip surga para pemegang janji Rabbnya. Tersenyum harap, tergugah cemas. Bila Izroil menyapa hari kemarin, goresannya lekat di tangan. Lalu sesiapa akan berpaling?

Duhai pemilik surga yang dijanjikan, rahasia apa kiranya antaramu dan kami?

Kusingkap tabir sesaat. Kiranya lembaran kisah menguntai riwayatnya. Dan hatiku kembali mengaduh gaduh. Laksana kabut menyelubung pekat. Bilakah sebersit mentari menyibak kisahnya. Dulu dan kelak.

Bukanlah putus asa jika jiwa merindukan Rabbnya. Kesyukuranlah tiap paginya. Tak henti meski berkali tumbang. Hanya rahasia kehidupan yang memperjalankan. Istirahat sejenak tuk kembali bersua. Mengumpul bekal, entah sisanya. Duh, bilakah saatnya?

Duhai pemilik surga yang dijanjikan, rahasia apa kiranya riwayat ridhaNYA?

Sesaat, masih tercium aroma yang sama. Perjalanan yang panjang. Penuh harap. Mengingat mati dan menghela seribu kehidupan. Kepak sayap kan terbentang menyambut geloranya. Oh, rupanya adzan diseru indah pagi ini. Karunia luar biasa tuk sejasad yang kembali bernyawa. Senandung shubuh mengiring mentari melantunkan sujudnya.


# Tak semua orang pernah disapa Izroil. Bersyukurlah atas kesempatan hidup tiap detiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar